Pengertian Psikologi dan Psikologi Pendidikan Agama Kristen
Pendahuluan
Sejak lahirnya psikologi
sebagai sebuah disiplin ilmu yang berdiri sendiri dari induknya yaitu filsafat,
psikologi telah diartikan sebagai ilmu jiwa akan tetapi seiring dengan
pertimbangan system filsafat yaitu pertimbangan ontology maka definisi
psikologipun mengalami perubahan, yaitu pada kepribadian. Dengan kata lain fokus
psikologi bukan pada jiwa melainkan pada Kepribadian. Aspek terakhir ini dapat diterima karena
telah ilmu manapun harus memiliki ontology (hakekat kenyataan/realitas). Jiwa
memang ada tetapi abstrak, tetapi kepribadian adalah konkrit. Hal yang
menggerakan kepribadian adalah jiwa. Dengan demikian tidak heran, bila dalam
perkembangan pengamatan (penelitian) tentang kepribadian mengalami beragam
definisi oleh para ahli psikologi umum maupun psikologi kepribadian. Definisi kepribadian
itu memiliki banyak arti, ragam definisi itu berkait dengan sejumlah ahli yang
mendefinisikan ttg arti dari kepribadian itu. Perbedaan itu dimaklumi karena
penafsiran ttg kepribadian setiap orang tidak sama. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
Pengertian Psikologi
Pengertian secara etimologi
Secara etimologi, psikologi
berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau
ilmu (Ilmu Pengetahuan).
Definisi di atas menegaskan
dua hal yang berkait dengan “psyche” yaitu:
1. Jiwa
Jiwa adalah : daya
hidup rohaniah yang bersifat abstrak yang menjadi penggerak dan pengatur bagi
sekalian perbuatan-perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat
tinggi hingga manusia. Perbuatan pribadi adalah perbuatan sebagai hasil proses
belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohaniah dan sosial.
2. Nafas hidup
Nyawa/nafas hidup
adalah daya jasmaniah yang ada-nya tergantung pada hidup jasmani dan
menimbulkan perbuatan badaniah (organic behavior) yiatu perbuatan yang
ditimbulkan oleh proses belajar, misal : insting, nafsu dan sebaginya.
Seorang filsuf Yunani yaitu Aristoteles
memberi kontribusi dalam menjelaskan pengertian jiwa yang disebut sebagi “anima”.
Menurut Aristoteles Anima terbagi dalam tiga macam jenis yaitu:
(1) anima vegetativa, yaitu
anima yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan yang mempunyai kemampuan untuk makan,
minum dan berkembang biak.
(2) anima sensitiva, yaitu
anima yang terdapat dalam hewan. Anima ini memiliki kemampuan seperti anima
vegetativa juga kemampuan untuk berpindah tempat, mempunyai nafsu, dapat
mengamati,mengingat dan merasakan
(3) anima intelektiva, anima
yang terdapat dalam diri manusia. Selain memiliki kemampuan seperti anima
sensitiva juga mempunyai kemampuan berpikir dan berkemauanan.
Jadi, secara etimologi
psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau gejala-gejala
kejiwaan, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya”.
Bagaimana membedakan antara
ilmu jiwa dan psikologi:
Ilmu jiwa adalah ilmu jiwa
secara luas termasuk khayalan dan spekulasi tentang jiwa itu. Sedangkan psikologi
adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode
ilmiah.
Berdasarkan definisi di
atas, seolah-olah psikologi merupakan
ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Namun jika kita mengacu pada
salah satu syarat ilmu yakni ontology ilmu yang mempersyaratkan bahwa dalam
setiap ilmu harus memiliki obyek yang dipelajari (kenyataan), maka tidaklah
tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang
mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak
dan tidak bisa diamati secara langsung. Maka definisi psikologipun mengalami
perubahan. Psikologi yang diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang
“mind/pikiran” (definisi Paul Musen dan Mark R. Rosenzwieg dalam judul buku
“Psycology: An Introduction), berubah menjadi: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari
kepribadian. Jadi, definisi psikologi diartikan kearah “behavior/tingkah
laku”.
Psikologi adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia (Psikologi adalah ilmu yg mempelajari
tingkah laku manusia).
Definisi di atas searah
dengan definisi para ahli psikologi modern yang belakangan ini tidak lagi
mengartikan psikologi sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan,
melainkan psikologi menyentuh banyak bidang kehidupan dari organism manusia.
Berdasarkan paparan di atas psikologi
didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami perilaku manusia,
alasan, dan cara mereka melakukan sesuatu dan juga memahami bagaimana makluk tersebut
berpikir dan berperasaan.
Psikologi' didefinisikan
sebagai kajian saintifik tentang tingkahlaku dan proses
mental organisme. Tiga ide penting dlm definisi ini:
1. Saintifik
2. Tingkah laku
3. Proses mental organisme
Saintifik bermakna kajian
yang dilakukan dan data yang dikumpulkan mengikuti prosedur yang sistematik. Para
ahli psikologi mengikuti kaidah saintifik disertai penafsiran berdasarkan
temuan yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena pokok yang dikaji dikaji adalah hewan dan manusia, tidak
seperti sesuatu sel (seperti dalam kajian biologi) atau bahan kimia (seperti
dalam kajian kimia) yang secara perbandingan lebih stabil. Ketika mengkaji
tingkah laku hewan atau manusia memang sukar sehingga perlu membuat tafsiran.
Di atas telah dikatakan
bahwa sejak psikologi berdiri sendiri sebagai suatu ilmu, psikologi telah
mengalami perkembangan dan melahirkan cabang-cabang psikologi yang pada
akhirnya melahirkan definisi yang beragam. Demi dan untuk pemahaman yang
menolong dalam memahami pengertian psikologi maka perlu disadari bahwa
psikologi dapat dibagi menjadi:
1.
Psikologi umum, dan
Psikologi
umum/psikologi murni (general phsychology) yang mengkaji perilaku pada
umumnya, dan
2.
Psikology terapan (salah satunya adalah
psikologi pendidikan).
Psikologi
khusus/psikologi terapan yaitu psikologi yang mengkaji perilaku individu dalam
situasi khusus.
Beberapa Pengertian
Psikologi Terapan
1. Psikologi
pendidikan
Psikologi
pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji
perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk
menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan
dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka
pencapaian efektivitas proses pendidikan/pembelajaran.
Jadi,
psikologi pendidikan adalah ilmu yang secara khusus mengkaji perilaku individu
dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta,
generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang
diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas
proses pendidikan/pembelajaran.
2. Psikologi
Perkembangan
Psikologi
perkembangan adalah psikologi yang
mengkaji perilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari
masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
3. Psikologi
Kepribadian
Psikologi
kepribadian adalah ilmu psikologi yang mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek –
aspek kepribadiannya.
- Psikologi Klinis
Psikologi
Klinis adalah ilmu psikologi yang mengkaji
perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (klinis)
5. Psikologi
Abnormal
Psikologi
Abnormal adalah psikologi yang mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
- Psikologi Industri
Psikology
Industri adalah psikologi yang mengkaji perilaku individu dalam kaitannya
dengan dunia industri.
- Psikologi Pendidikan
- Psikologi Pendidikan adalah piskologi terapan yang khusus mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikan.
- Psikologi Anak, Remaja, Pemuda, Org Dewasa dll (disingkat: ARPD)
Psikologi
ARPD adalah psikologi yang mengkaji kepribadian ARPD.
Definisi Psikologi
Pendidikan Agama Kristen
Berdasarkan berbagai definisi
di atas, dengan meminjam dan merelevansikan definisi psikologi pendidikan dengan penekanan pada “situasi khusus” dalam
definisi psikologi pendidikan adalah piskologi terapan yang khusus mengkaji
perilaku individu dalam situasi pendidikan, maka rumusan definisi psikologi PAK
sebagai berikut:
Psikologi PAK adalah
pengkajian perilaku peserta didik/warga gereja/orang Kristen dalam situasi pendidikan Agama Kristen yang
didasarkan pada Alkitab.
Dalam definisi ini
dihubungkan dengan Alkitab karena perilaku komunitas Kristen tidak dapat
dipisahkan dengan keyakinannya pada Tuhan berdasarkan kesaksian Alkitab.
Situasi pendidikan Agama
Kristen berbeda dengan situasi pendidikan umum. Perbedaan itu pada perilaku
keyakinan yang mempengaruhi proses pendidikan.
Penilaian
Mengapa Mahasiswa Teologi Belajar Psikologi?
Pendidikan (usahan
memanusiakan manusia muda) tidak dapat dilepaskan dari psikologi. Maka menjadi
jelas bahwa psikologi (kebenaran ilmu
psikologi) memberi kontribusi bagi pendidikan. Kontribusi psikologi terhadap
pendidikan dinilai sangat signifikan. Beberapa kegiatan pendidikan formal
seperti:
1.
Pengembangan kurikulum Gereja maupun di
sekolah,
2.
Proses Belajar Mengajar di Gereja maupun di
sekolah,
3.
Sistem evaluasi, dan
4.
Layanan bimbingan dan Konseling yang
dilakukan di gereja maupun sekolah
5.
Pelayanan Pastoral
6.
Pelayanan kependidikan Gereja (Sekolah
Minggu, Katekisasi,Pelayanan Usia Lanjut dll)
7.
Dll
Beberapa kegiatan di atas merupakan
beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang eksistensinya tetap memerlukan
psikologi. Pendidikan berintikan interaksi timbale balik antara orang dewasa (guru,
dosen dll) dengan orang yang belum dewasa (peserta didik dari tingkat TK - PT).
Pendidikan sebagai suatu kegiatan terstruktur melibatkan banyak orang,
diantaranya peserta didik, pendidik, adminsitrator, masyarakat dan orang tua
peserta didik. Dengan demikian tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien itu melibatkan berbagai pihak yang tentu diiringi dengan pemahaman tentang
perilaku individu dan perilakunya secara efektif.
Guru, Dosen, Pelayan Gereja
dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para
peserta didiknya, dituntut memahami berbagai aspek perilaku dirinya maupun
perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta
didik dengan segala aspeknya, sehingga
dapat menjalankan tugas dan perannya secara efektif, yang pada gilirannya dapat
memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah maupun
di Gereja.
Di sinilah arti penting
Psikologi Pendidikan bagi guru, dosen, pelayan gereja. Penguasaan guru tentang
psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru,
yakni kompetensi pedagogic (mengajar). Diantara
pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah
pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar
mengajar peserta didik”
Manfaat/sumbangsih Psikologi Pendidikan Bagi Guru/pendeta/penginjil dll
Kita tidak harus menjadi ahli psikologi, tetapi dapat mempelajari psikilogi tertentu, misalnya yang bergerak dalam pelayanan pendidikan gereja dapat mempelajari psikologi pendidikan, yang terlibat dalam pelayanan konseling dapat mempelajari psikologi konseling dan bimbingan serta psikologi kepribadian untuk menopang tugas pelayanan. Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru, dosen, pelayan gereja melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya diharapkan dapat menolongnya dalam hal-hal berikut ini:
1. Merumuskan tujuan (visi) pembelajaran secara tepat.
Seorang guru sekolah minggu, guru Injil, gembala, pendeta yang hendak menyampaikan isi Alkitab kepada anggota jemaat dalam bentuk pengajaran maka studi psikologi sangat berguna baginya dalam merumusakan tujuan dari isi Alkitab yang hendak disampaikan kepada anggota jemaat. Misalnya ketika seorang pelayan gereja hendaknya menyampaikan isi Alkitab dari Kejadian 1 tentang penciptaan langit dan bumi. Apa yang menjadi tujuan dari pelajaran tersebut yang hendak diwujudkan oleh pendengar setelah disampaikan pelajaran tersebut. Dengan kata lain perubahan apa yang diharapkan terjadi pada anggota jemaat yang mendengar khotbah/penyampaian pelajaran dari Kejadian 1. Apakah perubahan pengetahuan (Kognitif), perubahan perilaku (afektif), dan perubahan ketrampilan (motorik).? Atau hanya sekedar menentukan tema dan berkhotbah tanpa memikirkan perubahan apa yang ingin diwujudkan dalam diri anggota jemaat yang mendengar khotbah? Di sini psikologi memberi kontribusi dalam merumuskan tujuan pelajaran. Mereka bisa apa dari khotbah saya. Semuanya dapat dirumuskan secara baik bila kita memahami psikologi.
Misalnya Khotbah tentang
Kain dan Habel. Apa tujuan khotbah yang dapat dirumuskan dalam bentuk tema
khotbah: Mampu memberi yang terbaik
Khusus untuk mereka yang
terlibat dalam pendidikan formal (sekolah Gereja, Yayasan dll mulai dari TK
sampai PT), dengan memahami psikologi pendidikan
yang memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan
bentuk perubahan perilaku yang dikehendaki sebagai tujuan pembelajaran.
Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi
perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori-teori perkembangan individu.
Apakah Mahasiswa Teologi
menghadapi dan atau membuat topic-topik yang berhubungan dengan psikologi
(kepribadian), misalnya topic-topik sbb:
1. Motivasi
belajar Alkitab
2. Semangat
Memberi Perpuluhan
3. Konsentrasi
Belajar/mendengar firman Tuhan
4. Rasa
percaya diri siswa
5. Inteligensi
dan keberhasilan belajar
6. Kebiasaan
belajar Alkitab
7. Cita-cita
Jemaat
8. Motivasi
dalam Mengajar
Topik-topik di atas berhubungan dengan psikologi.
Kegunaan lain dari mempelajari psikologi yaitu:
2. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan strategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkannya dengan karakteristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang dialami pendengar. Pengertian strategi Pembelajaran dapat diikuti di:blog ini
3. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
Tugas dan peran guru, di samping melaksanakan pembelajaran, juga diharapkan dapat membimbing para peserta didik. Dengan memahami psikologi pendidikan, diharapkan guru, dosen, pelayan gereja dapat memberikan bantuan psikologis secara tepat dan benar, melalui proses hubungan interpersonal yang penuh kehangatan dan keakraban.
4. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki pesert didik. Peserta didik memiliki potensi seperti:
1.
bakat,
2.
kecerdasan dan
3.
minat.
Sedangkan
memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan terstruktur kepada peserta
didik untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Di sini pemahaman
psikologi pendidikan menolong seorang pendidik untuk menempatkan posisinya
sebagai seorang fasilitator, yaitu memfasilitasi dan mendorong peserta didik
untuk melakukan kegiatan belajar. Memfasilitasi tidak bermaksud menyediakan
dana bagi peserta didik, yang dimaksud disini dengan memfasilitasi adalah
menunjukkan buku-buku sumber, menentukan metode belajar, menunjukkan
sumber-sumber penting dari internet yang berhubungan dengan topic yang
dipelajarinya.
5. Menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.
Efektivitas pembelajaran atau tercapainya tujuan pembelajaran membutuhkan adanya suasana belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan suasana sosio-emosional yang kondusif di dalam kelas, sehingga peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan menyenangkan.
6. Berinteraksi secara tepat dengan peserta didik.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
7. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat mambantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran peserta didik yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip-prinsip penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
http://johnrauan.blogspot.com
BalasHapusmohon petunjuk pak.
Peganglah Injil Frman
BalasHapusPeganglah Injil Frman
BalasHapusFirman tidak bisa dipegang tetapi diyakini
BalasHapus